Selasa, 26 Juli 2016

Kejamnya Negeriku

Karya: Paulus S. Anderson

Menangis aku pilu...
Hancur sudah tempat tinggal ku
Hapus.. hapus saja aku ini
Muak sudah aku hidup
Terlalu kejam negeri ini


Tak tertahan lagi ketika para penguasa menutup mata
Para jelata hanya bisa menyuarakan
Dan tak bisa memberi perlawanan
Penguasa semakin kaya dan jelata jadi melata


Dimana para penegak? Dimana keadilan itu?
Buta sudah para aparat, mati sudah hukum sosial
Seramnya negeri ini, menakutkannya negeri ini,
Jahatnya negeri ini,
Kejamnya Negeriku

Rabu, 02 Maret 2016

Di Tepi Sungai

Oleh : Stephanie Eunike

Cukup sudah tergesa
Jalan penuh tawa
Sanjungan adam hawa

Kini waktu sembunyi diri
Tepi sungai derita badani
Sakit raga
Tulang sengsara
Runcing caci manusia

Ya Aba, Ya Bapa
Rancang Mu, ya rancang ku
Angan Mu, ya angan ku

Suka dari Mu, suka diri ku
Duka dari Mu, duka diri ku

Aku debu, aku tanah
Sujud sembah puja
Sungkur bawah kaki Raja

Di tepi sungai ku
Diam aman dalam kemah Mu
Lindung naungan sayap Mu

Di tepi sungai ku
Dengar merdu aliran sungai Mu
Sentuh lembut sejuk angin Mu

Hanya di tepi sungai dapat ku
Serap air Hayat Mu
Sembunyi bersama Mu


Tangerang, 19 September 2015

Lima Fajar Lima Senja

Karya: Stephanie Eunike

Lima fajar menyapa dewata
Melupakan sang guru di tahta
Lima senja mengejar tentram
Lari dari darma kelam

Lima fajar mencari bahagia
Yang diraiah celaka sia
Lima senja menggali kasih
Yang dirasa semata pedih

Lima fajar terisak sedu
Memakan pahit empedu
Lima senja tergurat luka
Menelan tajam butir duka

Lima fajar lima senja
Sujud sungkur sahaja


Bali, 11 September 2015

Senin, 18 Januari 2016

Hujan Kesedihan

Karya: Harry Imam Utomo


Jam menunjuk di angka satu pagi.
Hanya aku, aku sendiri.
Berdiri dibawah lampu jalan yang hanya menyinariku.

Dihiasi bulan yang masih malu menampakan dirinya.
Bersembunyi di balik awan berwarna gelap.
 

Ku dengar suara rintikan hujan yang berlomba-lomba.
Menjatuhkan diri mengenai beberapa genting rumah dan jalan.
 

Suara jangkrik yang saling bersautan.
Bagaikan supporter sepak bola yang mendukung pemain favorit mereka.
Suaranya menemani malam ku disini yang terasa sepi.
 

Kutatap kearah langit dan kubuka kedua mataku.
Kulihat rintikan air yang mulai berjatuhan kearahku.
Perih rasanya menahan mata yang terbuka ini.
Melawan air yang masuk kedalam kelopak mataku.
Rintikan hujan yang terus menerus menerpaku.
 

Aku sudah tak kuat lagi untuk menahannya.
Kututup mataku namun kembali aku membuka mataku.
Ku ulang lagi semua itu.

Lagi, lagi dan lagi.
 

Dengan tekat yang keras bahwa aku sanggup mengalahkan hujan yang mengarah kepadaku.
Namun semakin lama aku mencoba.

Semakin aku mengerti bawa ketika aku memaksakan semua itu.
Aku tidak sanggup untuk menghadapinya. 

Semakin keras aku mencoba maka hasilnya akan sama saja. 
Rasa sakit yang akan selalu aku rasakan.
 

Ketika aku membuka mataku.
Kuputuskan untuk mejamkan mata dan menundukan kepalaku ke tanah.
Membiarkan semua hujan itu menerjangku sesuka yang mereka inginkan.
Membiarkan rasa dingin menusuk tulangkan.
Membiarkan semua hawa dingin membeku didalamku.

Senja

Karya: Paulus S. Anderson

Senja...
Indah memerah cahaya mu
Gilang gemilang bagai bintang yang besar
Hangat menyelimuti detik-detik terakhir dihari ini
Menyinari sebagian sisi dunia ini
Sampai sang Dewi malam yang menggantikan
Tugas terakhir sang Matahari senja.